Bekerja dan Pekerja | Sesal dan Kesal

 Seringkali orang mengungkap hal yang sudah berlalu, berawal dari wording, 


 seandainya ya?


Sebagai pekerja dan profesional. Sejak masuk struktur perusahaan yang mumpuni, semua akan gua hitung - meskipun bukan tim finance ya. Semua akan gua hitung buat keberlangsungan di kerjaan dan sebagai member perusahaan. Termasuk di kantor saat ini, karena salah satu kebangaan pribadi adalah seiring pekerjaan bertambah ego gua jadi agak turun dan rasio dalam mikir lebih berkembang sampe titik saat ini.


Cuma sekarang, entah gimana semua hasil mikir gua itu jadi mentah. Salah satu tugas gua adalah analisa risiko dalam urusan produk dan marketing -- dan ini gua pake buat diri sendiri juga. Thought it won't be hit by any force majeur, the fact it was. 


Sesal? 

Gua gak menyesal, mungkin dalam perhitungan kemarin hal yang belom gua hitung adalah gimana kalau kondisi gua (dalam sebuah persamaan matematika) menjadi nol. Yep, it means, I lost almost everything I build from scratch. Karena gua boleh dibilang seperti 'mengulang hidup' part kesekian. Soal itu, gua pernah jaman SMA ketika ada hal yang tidak sesuai dengan lingkungan sosial, ada hard-reset. Demikian pas ide menjadi aparat fall apart, gua udah lebih jago, hard-reset, fast reboot. 

Kalau sekarang, yang gua liat adalah gua kena hard reset oleh keadaan. 

Apakah gua menyesal udah mengagungkan data dan logika, setelah berubah dari orang yang deskriptif dan kualitatif? Nggak, gua rasa, sejak gua kuliah psikologi di S1. Selalu ada konsep sebab-akibat, cuma part kali ini, gua agak melenceng aja gak terlalu kuat di mitigasi.  


Kesal?

Yes, kekesalan ini bikin gua udah withdrawal alias menarik diri hampir setengah tahun. Karena semuanya fall apart. Belakangan, gua yang menarik diri mulai jadi pertanyaan apakah sosok Tyo baik-baik aja. 

Jujur, saat fall apart-pun gua udah mengubah banyak rencana dan semua sedang dijalankan. Bagian kesalnya adalah : semuanya almost zero result dan sialnya semua mulai menampilkan ambruk yang super ga asik. 


Atasan yang bakal cabut besok, karena penuh perasaan, dia ngerasa gua kesal sama dia (emang gua kesel wkwkwk). Siang ini gua (hence once again) berusaha menggali, dan dimana dia bisa perbaikin. Simpelnya, karena dia mau cabut; dia gak pengen suatu hari nanti gua bisa melakukan assymetrical warfare ke dia.

I mean, 

sebodoh apa sih gua harus bikin hal kaya gitu?


Gua bilang ke atasan gua: lo bisa dong ngerti orang kalo lagi ada masalah lagi pengen diem. Jangan digangguin, nah itu gua sekarang. Dari jaman kemaren itu force majeur kejadian gua udah ngelakuin banyak hal dengan target hampir tengah tahun, napas gua udah agak lega. Faktanya, napas gua masih sesak. 

dan gua ga punya safety net, selain diri sendiri. 


Atasan aing cuma bisa diem. 


Lalu gua balik ke meja kerja dari kedai kopi yang dibilang zionis sama orang-orang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tyo in Setiabudi | RIPIU PARFUM KANTORANN!! ELVICTO SUIT AND TIE

Tyo in Kosan | Final Masquerade :(

Tyo in Kosan | Coba Cerita..