Tyo in Setiabudi | Mari Bercerita saat Bekerzza - eh lanjut nih?
Kantor Tyo, 11.53
Jon - atasan gua paling mentok -- nyaris seperti sila 1 Pancasila, Yang Maha Esa -- soalnya satu doang kan pimpinan teratas dalam hierarki sebuah departemen. Ya kali ada dua pimpinan, mau format perusahaan apapun, dari masa apapun setau gua pimpinan ya cuma satu.
"Bapak lo mana yo?"
Nyang dimaksud Jon adalah SVP alias senyor vaiz preszidennn yang gua biasa indirect report yaitu Willy atau kodenya sekantor adalah "babeh", kalau lagi butuh bantuan finansial kita sapa "papita" soalnya dia cukup Hispanik. Spesialis ada aja gebrakannya kalo udah bada Ashar ampe Magrib. Kalo gw kontenin, mayan bisa gedean penghasilan gua.. cuma urung, soalnya dia juga influencers, jadi kalo kepotong ratenya dia.. ya udah sedih juga ujungnya eheuheuheu.
"Eh lagi di cabang yang itu, eh kok bapak gua.. elu kan bapak gua juga."
"Walah.. eh lu ada akses server ga?"
apalah guna bertahan di sebuah perusahaan, kalau tak punya akses sekalipun level lo hamba sahaya setap doang..
"Ada dong,"
"Oke masuk ke ruangan gua,"
jantungqu berdebar, rupanya bukan kopi yang asem bikin deg-degan.
lebih ke dipanggil Chief ke ruangannya dimana dalem ruangan lagi ada owner perusahaan.
Maka, kalau situasi kaya gitu, mending bawa otak aja, jangan bawa jantung.
Corporate not for everyone, especially weak heart person
(distinguished evil laugh)
itung-itung simulasi penghakiman terakhir, eh~ wkwwkk
"Oke yo, gua minta tolong.. user ID ini.. namanya (menyebut sebuah nama).."
"Oh (menyebut nama yang sama) oke, on it gw ambil dari sources dulu."
Owner sambil ngetik di MacBook-nya merasa terkejut ditampilkan dalam ekspresi menaikkan mata belio -- gua bisa sampe paham konten yang mau mereka bahas.
eh, kok canggih banget sihhh masszzbraaammzzzz..
kyakyakyakya (insert emot wibu eforia)
emm.. gini deh.
(inaudible text)
***
#CORPORATESABEUM
Salah satu hal yang gua banggakan selama gua kerja adalah punya lebihan duit dan gua ubah jadi sabuk hitam Taekwondo. Sekitar enam bulan punya titel DAN I, gua dikasih sama pelatih gua (lebih tepatnya diusir hahaha karena opkors Tyo le party people dan party organizer itu super pecicilan, ga nahan beud) buat ngebuka tempat latihan dan partnership dengan ITC.
kerjaan gw banget itu, huft~
I dunno how, I dunno why, kalau lo liat orang yang bisa sat-set-sat-set and know most of many things in world masih lo anggep keren. I guess you maybe to set many limitations, because once you alone you can go anywhere by yourself and create any intangibles skills in an inventory.
So far, gua dianggep seperti itu.
(jangan lupa, jangan bangga juga.. karena -- lihat dibawah ini)
Siap-siap juga orang akan bilang "ah gampang, bereslah sama dia"
Look, it's a masterpiece and maybe I give it to lost one.
Namanya juga naxx marketing yaa bestie, tak ada brand tak ada hidup *tsah*
apalagi aing juga main banget nih anaknya~ kiu kiu.
Lalu gua bikin sebuah hashtag that no one ever cross their mind.
#corporatesabeum
yep, entitas digital unik persilangan karyawan berlanyard dan pelatih bersabuk.
IH SEDAP, suka deh *sedot Milo seliter*
Faktanya gua adalah makhluk yang sama sekali ga pengen ngegawangin sebuah dojang. Dari poin inilah komedi ini dimulai :)
Gua cuma butuh latihan aja so far, not even medals.
Karena
I had run many things in my life as corporate. I deal many transactions. I lost some billions in a seconds then recover it in days. Endless restless night. Uplift people life by services. All I want in sports is recreational. And many believe it or not circumstances in workplace than couple months of so-called intense-purgatorium training center. So, once the recreation turn into responsibility -- there you need another alignment.
konteksnya bukan jadi peyoratif yaaa buat orang yang menganggap olahraga is for living.
Buat gua sampe bisa jadi pengampu dojang is just beyond anything. Kadang gua sampe mikir.. ya udah I am nowhere to hide. Selesai sertifikasi bodyweight gua jadi pelatih calon Brimob dan halodek. Lalu sekarang buka dojang. Most people says, kan itu ada duitnya yo.
well, you think my job ga ada duitnya?
please, drink your djamoe elixir, I think that financial tipsy state is up on you.
Gua aja sertifikasi biar ga gangguin temen-temen yang kalistenik soal program. Kalau kemarin juga sampe DAN I cuma buat memahami oh badan gua bisa dibawa interval training ya dengan S&K berlaku.
I ain't seeing my certification is somekind superpower with Spiderman's quote :
with bigger power comes bigger responsibility.
yah uda jam ngantor.
bentar yak.
>>>>>
(mau nulis tapi kok gambris mengirimkan sinyal terdapat sebuah indikasi tidak baik di daerah anus)
(yah kesela boker)
(inaudible boker)
Satu hal yang paling unik selama gua 'mengasuh' sebuah ranting dari klub bela diri adalah soal manifes diri sendiri. Eh iya bela diri ini penting lho buat pasukan berlanyard rentan dipajakin tapera. Seenggaknya dengan miting dan target yang berteletubi alias bertubi-tubi, kemampuan speak up atau stance ground saat semisal ada oknum di kantor mau nyelengkat however will help.
Gua rasa bukan cuma merasa aman kalau di jalan -- karena di era asimetris ini lebih ngeri cyber attack atau cyber bully shay. Seenggaknya ketika sudah menjalani latihan, adalah stimulasi ke otak kapan nyerang kapan bertahan. Bela diri however a combative syllabus.
Kalau bingung sama konteks bela diri menjaga kesehatan dan lo menggunakan bela diri buat leverage. Itu sebuah konteks yang luas banget. Karena saat lo berlatih, lo dari posisi ga bisa. Lalu karena lo pengen bisa, otak akan mulai bikin respon perilaku yang end goalnya lo bisa. Perilaku itu, pegimanapun akan membuat lo lebih disiplin dan lebih kalo kata copywriter eeq kuda ga pernah nangis semaleman karena salah bikin unfavorable item questionnaire dan hasil koefisiennya itu jelek banget self love. Disiplin dulu aja, kita capai self-alignment itu.
self alignment
kebanyakan meeting antar divisi kamu tu~
Yap, beberapa minggu ke belakang, murid-murid gua ini profilnya unik. Beberapa adalah mutual friends, sifatnya mirip lagu pembukaan misa yaitu : hai mari berhimpun dan bersuka ria..
eh~
senangnya berhimpun, tapi layaknya dewasa mereka bukan individu yang sederhana. Kebutuhan latihan mereka perlu gua simak satu-satu. Setelah beberapa kali nongki, kosan gua jadi basecamp, kami jadi ikrib satu sama lain. Usianya? Ada yang lebih muda, ada yang lebih tua dari gua.
Namun hal yang gua baru sadar adalah murid gua memberikan aing karma baik.
Kalo Karma dari Cokelat, bakal gini sih :
satu balas kan kau jelang
#jebakanusia
Bernadya, kamu baru disakiti. Tante Kikan, pada masanya, kalau disakiti.. langsung siap ngebales lho.
Yuk bisa yuk..
(loh)
Karma baik ini berupa :
- murid gua ada yang punya konsep artsy banget soal foto after routine, ini jadi key visual paling unik di dojang gua, nda maen-maen senjatanya dia sebuah kamera yg kalo gua liat spek dan harga.. nyem nyem.. huahahhahahahhaha, ih waw!
- murid gua ada yang scientific banget, dia ga ragu buat ngulik dari berbagai sources dan elaborasi sama gua
- murid gua ada yang observant banget, ya kebetulan rumpunnya masih sama wicis sikolohih.. jadi skill observasinya superb.
Hal itu yang bikin gua seneng dan merasa well, after shitty time at day, I can do after hours at night.
Lalu gak kerasa udah hampir setaun gua menggawangi dojang. Rasanya amaze banget kalau ada murid-murid yang naik sabuk. Deg-degan dikomentarin sama penguji soal kualitas ngajar. Murid gua belom banyak, tapi gua udah mulai bisa menggunakan niches yang uplift. Hal yang eventually gua lupa adalah soal market.
Salah satu yang gua pahami adalah ilmu Taekwondo yang gua punya ini punya nilai yang lebih dalam. Karena inspirasi dari temen-temen wanita yang ga cuma mempercantik diri, tapi mereka lebih firm saat berada di jalan karena punya 'bekal' bela diri.
again, not about medal or belts -- but underlying value that stored in one's
Pengalaman kita pecicilan di CFD itu kalau diolah jadi konten akan sangat enhancing sama embracing. Ramuannya tu udah ada bahannya, belom diaduk aja. Kebayang kakak-kakak berkerudung dengan apik menendang-nendang dengan nyaman tanpa merasa terusik.
Kalau day to day trainingnya. Gua punya kesan mendalam soal muscle memory. Beberapa murid gua adalah veteran Taekwondo. Selama masa bocah sampe sekolah, mentok kuliah pernah latihan Taekwondo. Namanya perubahan fisik ga terhindarkan, dari yang maen panas-panasan, sekarang ngalungin lanyard dan duduk berjam-jam. Berdiri cuma buat nyambut atau melepas rekan meeting atau resign. Lha pas diajak ke beberapa tendangan langsung sat-set-sat-set.
Edan.
Sebagai pelatih gua seperti seorang porto manaher, mana yang oks banget gua langsung implemen. Ga pake lama. Seperti saat fase assesmen di mana ada satu SOP ga gua lakuin yaitu ngecek mereka tidur berapa lama semalem berujung satu orang pengsan. Langsung gua tone down dan liat lagi bisa ga dinaikin dalam beberapa bulan ke depan.
Well, pegimanapun.. titel sabeum yang udah nempel ke gua. It's not sweet as any Tom Hanks' movies. Mesti remed sertifikasi pelatih karena ngerjain event kantor, koordinasi remote ditengah ujian pelatih. Lalu pitch gua dianggep terlalu kompleks secara user experience, a huge gap from basic pin point of Taekwondo. I can't call it process nor progress. Kadang murid juga cuti, ada yang cabut karena kesibukan. Sampe yang paling kocak kemaren adalah siang ditancep infus, sore meeting, malem ngajar Taekwondo.
Rehearse the word,
once the recreation turn into responsibility -- there you need another alignment.
***
Komentar
Posting Komentar