Dailyblog #3 - Juni 2022
KETIKA JIWA-JIWA EMO BERGEJOLAK :P
selalu ada obrolan : waw those good old dae,
kali ini melibatkan Rian dan Resza, mengenang jaman SMP sebelom mulai latihan Taekwondo kelas dewasa.
Lalu muncul gua dengan polos,
"Ada satu lagu Blink 182, sangat gua suka, tapi ga pernah dibawain."
"Apaan? Yang mana?"
"Yang ini,"
(lalu gua muter lagu ini)
"Yo, coba tolong connect ke bluetooth speaker deh,"
"Oh wait,"
Bener, lagu "Stay Together For The Kids" termasuk lagu populer tapi bukan yang enak dibawain. Awalnya hanya mengenang lagu jaman SMP, berujung ngajarin generasi bawah : emo and rock are essentials.
Geri, ketaker banget mah Gen Z-nya.
"Lo tau Skrillex?"
"Tau dong!"
"Oke, udah pernah denger dia ngeband metal?"
"Hah? Belom bang,"
"Oke gua puter ya,"
Lalu gua puter lagu "Secret Don't Make Friends" yang membuat Geri terkejut. Rupanya dj dubstep ini pernah ngeband metal.
kecuali abege-abege yang ga pernah denger lagu metal, rock dan sejenisnya, gua selalu pake lagu yang cukup populer jaman SMP buat video-video besutan pribadi.
***
#happyfatherday
orang-orang pada ngucapin happy father's day,
gua, bapak aja ga ada, rencana jadi bapak ketunda.
I am at the moment where life must go on, but some plan for a while least executed.
Buat kalian yang punya bapak tapi belom tentu bapaknya bisa mengekspresikan cinta, selow. Indo-men can be expensive and tacky at a time to show their love. Buat yang bapaknya sayang sama kalian, salam hormat buat bapak kalian.
Tiba-tiba bapak sms gua kemarin, mau ngajak ngobrol. Entah apa yang mau diobrolin, yang pasti gua udah siap nolak kalo permintaannya ngadi-ngadi. Termasuk yang paling ngadi-ngadi adalah : bapak mau memperbaiki hubungan yang retak.
OHO, MONMAAP, #terlatihdisakiti
(etapi gua lupa mejeng asuransi gua ya)
Teringat tepat Juni setahun lalu gua mendapat kalimat yang luar biasa menyakitkan itu. Setelah semua waktu dan usaha gua diakhiri dengan pengakuan bahwa sesungguhnya gua bukanlah anak yang dikehendaki ada. Sejak saat itu gua diselamatkan pada setiap akhir pekan, entah ada janji sama temen, kemaren pacaran juga, atau pergi sama sepupu dari nyokap.
Demikian saat bapak tau gua jadi Katolik, berharap bisa ngobrol lagi sama gua, dengan tegas gua bilang ga perlu tau banyak dari anak yang gak dikehendaki.
tapi eniwei ya guys, namanya orang bejibun unfinished business- ya kalo ga cela, tuh mulut hobbynya ngelukain orang.
Gua simpel kok kalo ada orang yang nyakitin aing, stop.
Ketika gua tau hal itu, kaya semua terjelaskan aja gitu kenapa cuma nama kakak doang yang selalu kesebut.
Menyoal ini, gua ga pernah cerita ke siapapun. Tapi belakangan, beberapa orang baik yang dekat atau yang rada silau sama keberadaan gua mengkritisi "bener ga sih idupnya Tyo selalu kalo ga ngantuk, julid, mabok, laper, atau tau-tau jalan-jalan sama sepupunya?". Sampai suatu hari cerita ini mereka dengar, dan mereka hanya bisa menutup mulut dengan tangan. Rasa penasaran mereka sirna secara paripurna, rationale mereka terpenuhi. Common sense bahwa siapa yang suka becanda dan super lucu, sudah ada fase kepedihan luar biasa yang dilewati.
Setiap gelagat mereka hendak menjaga gua, gua bilang : jagain biar gua ga jatoh? Lah ngapain, emang tau mitigasi siapa aja yang bikin gua ga jatoh? Mereka baru mikir, sebagai seorang kawan, gua bukan tipe yang "NAAHH KANN", baik-buruk perilaku orang kita liat. Cuma mereka kadang suka goib, terlebih kalau latar pendidikan non-psikologi.
***
Komentar
Posting Komentar