[Part III] Taekwon-om : Soal Dewasa Belajar Taekwondo
IT'S PART THREE UYEAH!
it won't never technical, cynical but always loony-cal.
Pardon for some epic writing preferrence.
Might you start here for part I and start here for part II
***
SABUK TERSINGKAT
PPKM Juli 2021 menyebabkan latihan di dojang sementara dialihkan ke latihan online selama nyaris dua bulan. Sampai akhirnya dengan seluruh niat masyarakat Indonesia yang ingin guyub seperti sedia kala PPKM akhirnya diperpanjang menjadi tiering status dan ibukota jadi masuk level 3. Terakhir gua naik sabuk jadi sabuk kuning ijo, berhubung latian onlen, sabuk belom bisa dikasih dan materi tetep dilanjut dengan materi sabuk kuning ijo.
lalu gua baru sadar, materinya kok hadew.
kembalikan aku pada sabuk putih
wakakakak!
September 2021 kembali latihan dan hanya sebulan persiapan ujian (padahal biasanya sebulan juga sih) tapi ini kok rasa-rasanya terlalu singkat. Alhasil pas ujian gua agak skip di Taegeuk 1 meskipun pairing sama Resza berhasil.. berhasil dikerjain sama tim penguji dan jadi ujian terpanjang buat periode III :p. Jujur gua gak pengen buru-buru naik dua tingkat, bukan karena udah gak ambisi, tapi kayaknya enak juga bisa nikmatin tiap sabuk pelan-pelan.
Semalem, gua menerima sabuk ijo - dan masuk line up sabuk 'tertinggi' saat ini di dojang sama Bambang, Pesti (yang latian dari awal) tapi btw mereka kemana ya kok ngilang aje.
***
The Truth of #bebansabuk
Selesai ujian, materi baru sudah menanti kami di sabuk hijau. Tyda tanggung-tanggung langsung pada tujuannya yaitu dwi huryeo chagi atau ikrib disebut dwihurigi - tendangan memutar lalu finishingnya menampar target (atau muka lawan, atau muka siapapun yang enak disepak.. hey... ga gitu..). Malam itu gua berhasil nyungsep karena ngatur pivot point dari regresi dwihurigi yaitu mikrobal dwihurigi, bedanya ape? Gua baru tau kalo ada istilah begituan sih sejak belajar dollyo chagi, intinye lo tambahin satu pivot point.
Tiga hari belajar, ya lumayan hasilnya hari ini gua udah berhasil unlock dwihurigi. Resza sebage satu grup sabuk cuma mikir : kok Weddell seal ini jago bener ya bisa cepet progressnya. Apa rahasianya?? -- Ou, tentunya minum jamu dan banyak makan. KAGA DENG.. kalo gua catet selama mulai tendangan-tendangan yang epik - pertama banget semua tendangan Taekwondo ada prinsip range of movement, nah hal ini yang jarang banget dipahami (ya pan semua yang belajar kaga kaya lau om, lau mah ada prinsip pitnessnya).
Lalu kenapa ada range of movement? Oke bunda, sini sama om.. om jelaskan *ngakak*. Badan lo itu punya spesifikasi teknis as if tinggi, berat, termasuk koordinasi, kecepatan, tenaga, fleksibilitas dan lain-lain. Masalahnye, lo pada paham kaga tingkatannya berapa-berapa aje. Gua ketika belajar materi tendangan baru, taktiknya adalah selalu melakukan regresi sebelom masuk ke 100% range of movement. Daripada syibuk membabi buta. Selain itu meskipun above the line Taekwondo selalu mengandalkan kaki, below the line worknya jangan lupa seperti hip mobility, nendang pake kaki tapi porosnya ada di pinggul (lalu membayangkan gua mulai bahenol karena kebanyakan nendang, selain squat sama deadlift *wink!). Akhirnya gua sibuk buat unlock hip mobility sebelom gua bicara soal akurasi tendangan apalagi soal kerapihan teknik.
Konsep ini gua ambil dari latihan kalistenik yang udah dilakonin sejak lama. Ketika belajar deol chagi-pun gua pelajarin dulu ROM pribadi sejauh mana. Sama haqqul yakin namanya latian selama belom plateau akan naik terus. Sama satu lagi, ini kan kombat ya, adrenalin akan berbicara wekekeke.
Tadi malem, karena attendeesnya banyak..buanget. Alhasil dibagi per sabuk, tentu sabuk paling atas jadi paling ujung dan posisinya bisa diliat sama semua sabuk dibawahnya. Kebayang senewennya mana latian baru seminggu, dan lo kudu mencontohkan bagaimana menendang yang baik dan penuh estetik.
Tyda hanya sampai di situ, saat gua awal bergabung sabeum Evan menginfokan akan ada Combative Taekwondo sebagai kurikulum dari HQ. Gua kira ga bakal ada karena makin kesini kok makin dikit ya temen latian gua yang mulai dari awal bareng-bareng, kerap gua namai "Group Support for Sabeum Evan", wakakkaka! Semalem belom-belom (selipin opening Netflix) sabeum Evan udah menginfokan bahwa tingkatan sabuk gua perlu beli body protector. Gua melongo, membayangkan ngerinya ketendang.
padahal gua udah bisa dibanting... tanpa body protector.. sekalipun.. wekekeke.
waw, so real, much Taekwondo, very kick, wow..
***
Understanding The Terms :)
I admitted being surprised by how jeopardy govern the sports in Indonesia. Imbasnya gampil kok, sampe saat ini masih terima DM berpesan : mas enak udah lama olahraga jadi sounds easy. Sebagai banci UI/UX, saya tersungging sesungguhnya membaca pesan itu. Bukannya olahraga eijqiuqiu-nya adalah sesuatu yang do-able, staging dan ada manfaatnya. Terkesan adalah melakukan sebuah olahraga 'gua akan jadi jago', abang jago (sorry brader), ampun bang jago (sorry brader), ampun..bang..jago.. (koploan dulu ah #yousingyoulose). Olahraga juga menyesuaikan sama kebutuhan bukan karena fear of missing out, dan gua pribadi adalah manusia yang gemar berkelana ampe lupa jalan pulang selama petualangan olahraga ini.
Then what I was surprised adalah bahkan lo mau 'having fun' sama olahraga yang lo tekuni aje masih ada 'glitch, spark (may bloodbath - whoa!)'. Gua yang lahir dan besar di lingkungan meritokrat bisa dibikin geleng-geleng kepala sama skirmish cem gini. It means the audacity of connection and ordal is an actual blessing, hakdezig! Akhirnya gua mempelajari ride the wave, surf the turf, yang akhirnya gua terapkan ke media sosial yang dimiliki. May you can't avoid an unneccesary war, but you know where your blood fall down. Kadang gua masih mempertanyakan kenapa bisa keseret, tapi jangan sampe ikut mukul :p.
Sampe semalem gua memahami sepertinya something not run properly, either a profile misuse the team for irresponsible act setelah mendengarkan penjelasan sabeum. Gua pengen share hal ini ke sabeum, tapi kayaknya perlu lebih disederhanakan lagi. Jadi gua coba ketik duls di sini, from which point of view I should start. Dari sharing kemaren gua memahami bahwa risiko ketemu orang gak bertanggung jawab akan selalu ada. Minimal, kita sendiri udah bikin metrik keamanan yang lebih ghost protocol. Salah satu yang paling berisiko adalah befriending the threat, logic ini super ajaib tapi kalo lo memahami bagaimana vaksin itu dibuat.. lo akan lebih mudah membuat metrik keamanan media sosial.
Cuma berhubung kayaknya terlalu konyol kalo sebuah klub olahraga berisi orang kantoran pengen bugar sama haha-hihi harus tercemar sama orang-orang yang berkepentingan tidak penting bin unfaedah. I might bats my eye, and see what's coming. Saatnya, salah satu skill yang lama tak umpetin dikeluarin :p. Demi keamanan mikro yang hqq selama latihan.
***
COMBATIVE SEASON IS UP!
Biar matching sama ambiance combat, di-stabilonya pake warna ijo loreng (or look alike).
OKAY!
Petulangan latihan Taekwondo gua memasuki babak belur baru yaitu Taekwondo Combative :
wekekeke!
asik kan asik kan?
***
Sempilin satu video dulu ah, bosen kan baca tulisan mulu :p.
***
POOMSAE TRIFECTA
Udeh sempurna paripurna banget dah termin geup sabuk ijo kali ini.
pit stop 1 : body protector
pit stop 2 : nyoba ikutan tanding e-poomsae
lalu begini kejadiannya,
menurut sabeum Evan, salah satu sisi menarik dari kelas dewasa adalah when expert meet expert. Kebayang belio sebagai sabuk item, akan ketemu siapapun kebetulan banget punya beragam latar belakang termasuk latar belakang olahraga. Tidak menutup kemungkinan, beberapa adalah Taekwondoin yang niatnya lanjutin sampe sabuk item atau bahkan ngulang dari awal. Errr, kalo gua sih ngulang dari awal ya, etapi ngulangpun gua udah punya fondasi bodyweight training alias kalistenik.
Tentunya gua ga menceritakan banyak soal latar belakang lain kaya pernah ikutan gulat (dan masih latihan sih, tapi ga tiap wiken juga) karena menurut gua irrelevant. Jadilah kelas dewasa ini ya kaya Dinner's club, semua kumpul, semua seru. Sampai suatu ketika diinfokan akan ada turnamen speed kick dan e-poomsae. Wah gua pengen ikut, tujuannya? Gua pas liat poomsae atas-atas itu keren banget dan pengen bisa expert bagian itu. Udah menghindari sesi jack of all trade, master of none - pilih mana aja yang bener-bener gua suka. Inget, yang gua suka :p.
Jadilah gua satu tim sama Billy, Chandra, Ervan. Siapakah mereka? Billy, dia cocok buat speed kick, kayaknya punya fondasi parkour or something. Chandra, pernah seleksi pelatnas dan lagi sabuk biru alias lagi anget-angetnya jadi Taekwondoin. Ervan? MD, alias med-doc, dan masih meluangkan waktu jadi Taekwondoin - ngakunye sih sabuk kuning (ya emang sabuk kuning, but not sure actually in his previous life, wakkakaa!). Terakhir, gua, seekor Weddell Seal lucu menggemaskan yang kebetulan punya lisensi sebagai praktisi hilihrigi dan pengetahuan fitness efek temen banyak jadi PT alias Perseroan Terbatas, WOY - Personal Trainer.
Buat gua pribadi awalnya wah asik belajar Taegeuk satu tingkat diatas yang jadi materi ujian gua. Pas pekan pertama latihan : WAGILASEH! *ngakak* anjir bener kaya gini besok mau sabuk biru, maygat. Ini Taegeuknya, lalu tendangannya cem mana ya pemirsa, hem! Eniwei, transisi dari jack of all trade to master of one ini juga lumayan. Meskipun orientasinya adalaaahh buat tanding, tapi rupanya gua agak jetlag bahwa battle is battle, bukan siapa yang stok darahnya shanggup tapi emang secara fisik prima, warbiasa prima.
udah lama gak tanding soalnya sis, monmaap.
Seringannya fighting buat kerjaan :p.
Gua awalnya mau dibawa santai dan menikmati karena ada hal yang pasti gua capai dan ada juga gak tercapai alias : intinye lo bawa kencengpun tetep aja ada satu konstanta penghambat shay, santai aja mendingan. Namun ngga gitu, santai is santai, tapi apa yang mau gua dalamin selama persiapan tanding ini? Nyaitu adalaaahh ya Taegeuknya sendiri. If you consider to win, yea, you should pour all ingredients, in a condition you consider to improve just put some space and fill that space as well let it embodies.
Nah selain Taegeuk untuk pertandingan, yaitu Taegeuk 4 - gua juga mesti balik ngapalin Taegeuk 2, Taegeuk 3. Begitar jreng, wakwaw!
sefruit pilot team yang tampak newbie padahal kaga newbie-newbie amat
Kerasa pas latihan, jreengg... kerasa sebelah kiri-kanan gua jago.
***
There's Something Than Belt :)
Malem ini, Stefan tetiba nyamperin selesai latihan,
om, ajarin taegeuk 1,
Hah? Basic 1 maksud lu kalik, bole bole
Nah iya
Gua udah mulai terbiasa kalo diajak sparring dengan modus ngajarin basic. Terutama sejak naik sabuk lewat dari kuning-ijo. Plus ini yang gua ajarin akan ujian sabuk perdana Desember 2021 - sementara gua udah empat periode naik sabuk, dari yang cuma dadakan 3 minggu persiapan sampe dikerjain panjang banget ujiannya wakakaka. Pasti abis ini panjang lagi secara udah naik sabuk biru. Gua sendiri sangat tertarik belajar poomsae, apalagi nanti setelah Taegeuk 2 semakin menarik dan kesempatan tanding e-poomsae ini ga gua lewatin karena mayan sob langsung Taegeuk 4. Ya tapi berat juga sih pada sisi lain udah langsung tiga Taegeuk.
ujian yang diuji Taegeuk 2 dan 3,
tanding, materinya Taegeuk 4
"tenang aja om, udah dapet Taegeuk 4, Taegeuk 3 mah gampang"
- Sabeum Evan
*pengen koprol bole?
Terlepas dari itu, gua seneng juga dipercaya urusan Taegeuk. Secara udah nyariss naik sabuk dua kali setiap ujian tapi ada aja keplesetnya. Tentunya hal itu kaga gua duga, karena aim gua lebih ke experience. Achievement mah yang di kantoran aja, kalo di dojang latian yang bener aja (meskipun 100% becanda mulu kalo latihan). Temen-temen yang baru join mungkin liat gua lebih reachable dan selama mereka lagi latihan fisik, mereka liat gua mimpin sesi poomsae -- dikiranya gua 'asisten pelatih' padahal, kagak, padahal gua kebetulan aja sabuknya paling tinggi saat ini. Ahoy, Anda keliru pemirsa. Mungkin bagian lebih kocaknya lagi gua sering dikira Evan alias Sabeum Evan buat siapapun yang baru mulai latihan pas menyapa di dojang, hemm, apakah sabeum sudah sukses meniru copywriting gua? Wakakakak - ya kale, ngarep lo. Jan sedih, tapi gua sadar apa indikatornya gua suka salah kira, tyda lain tyda bukan adalah bahu gua, seperti biasa, netijen menganggap bahu yang besar adalah simbol pemimpin.
padahal bahu gua besar karena kelepasan pull up :p.
ya lebihannya bahu ini adalah bahu anti-tilang.
Cukup membuat jiper ninu-ninu dan berpikir "faksyit ini siapa sih lagi nyamar..asem!"
nghoke cukup inpormasi intermejonya
Jujur poomsae ini gua nikmatin banget karena kapan lagi nikmatin sisi art dari bela diri. Meskipun bagian nyebelinnya adalah proses crafting dan saat ini untuk tanding gua mesti ke fisioterapi dulu. Pasca kemaren jail nemenin temen Jiujitsu eh doi tepar, paha gua jadi korban, wakwaw. Paling berat saat ini buat gua adalah tendangan yeop chagi. Tyda lupa gua perlu terus ngalirin energi dan memahami filosofi si Taegeuk 4 ini. Berlebihan? Iya, menang tanding aja lom tenchu, ndalemin iya. Salah satu flow state gua di Taegeuk 4 ini ada di gerakan 1-4. Itu bener-bener lo kalo ga paham filosofinya petir yang ngejeder, kayaknya bakal butuh waktu.
Kembali perihal sharing basic 1. Yah efek nama baptis yang kelak akan disematkan per 11 Desember 2021. Sepertinya gua kembali menampilkan sisi trainer gua. Secara diluar Taekwondo gua juga ngelatih bodyweight training. Gua memahami orang belajar, jadi pelan-pelan aja, gua bikin nyaman sama diri mereka terus gua naikin pacenya. Wakakaka! Seperti Stefan, dia malem ini nyoba lagi basic 1. Sebelom gua latihan mandiri Taegeuk 4.
Nah tau sendiri jam latihan adalah jam pulang kerja. Gua sendiri kadang udah kepalang sepet di kerjaan dan selanjutnya latihan. Kadang fokus, kadang kagak, tapi kalo gua kaya memaksa diri sendiri jadinya latian ga keruan. Terus gua akhirnya bilang sama diri sendiri : ini rekreasi, jangan dibawa berat tapi kita tetep main-main dengan penuh tanggung jawab. Nda boong tenaga kadang udah abis karena kesedot kerjaan seharian.
Gua sendiri kadang suka abis tenaga, tapi namanya lagi mau tanding, jadi jalan terus aja. Kebayang itu baru gua, belom temen satu tim tanding, Ervan yang tenaga medis. Wakwaw lebih ga keruan lagi kan jam kerjanya.
Namun Taekwondo akhirnya menjadi bagian perjalanan spiritual gua. Ya, sejak pandemi ini gua memahami bahwa spiritual gua tumbuh. Kebetulan Taekwondo membuat gua jauh lebih secure, setelah bertahun-tahun insecure. Gua menganggap awalnya Taekwondo akan membantu gua dalam program latian dari kaki-perut-otot inti. Berkembang selanjutnya, rupanya jaman SMP kemarin gua sekalipun menerima kenyataan harus berhenti ekskul, momentum ini kembali saat berlatih sebagai dewasa. Meskipun cuma sampe sabuk kuning strip, dan masuk ke sabuk ijo all my own, alias udah kesadaran gua sepenuhnya sebagai dewasa yang komitmen sama latihan Taekwondo. Bagian menarik lainnya adalah makin naik sabuk makin dapet flow statenya.
Gokil ye?
goks!
***
Edisi Nunggu Hujan Selesai
Menemukan Sabeum Evan lagi ngemil indomi dijadiin mie remes - adalah pertanda dojang ini group agenya ga jauh-jauh dari 20-30an taun. Paling muda pasti Gama :p, masih kuliah, ga deng ada Agung. Ga deng, masih ada Wisnu. Sementara gua menghuni grup age paling tua alias udah kepala tiga tapi kelakuan kalo dipancing bisa setara 17 taun (alias kaga tau malu). Belakangan sabeum Evan kelakuan lagi rada epik mulai dari ngelawakin yang mau ikut open tournament (termasuk gua).
Usut punya usut, kita masuk ke sebuah obrolan bahwa dojang ini ada dinamika ya kita tau bela diri itu ga becanda tapi jangan apa-apa serius banget gitu. Gua sendiri tidak menolak disebut sebagai salah satu oknum caur yang kerjaannya becanda mulu, ada aja nyeletuknya. Taekwondo tetaplah sebuah bela diri yang butuh kesungguhan dan flow state. NAAAHH MASALAHNYE KAN FLOW STATE SUSAH BENER YAK kecuali lo rileks, dan caranya rileks adalah.. becanda. Sebagai salah satu geup sabuk yang udah tinggi selain sadar udah tua juga gua dan Resza tau waduh teknik makin belibet tapi tenaga ga keluar-keluar. Jadilah kita agak heat up dengan becanda. Cuma kalo buat nendang ya tetep gua keluar sakleknya.
Lagipula generasi gua juga udah era generasi yang berwibawa itu cool and untouchable, gua sendiri terinspirasi dari profil yang expert dan nearby. Ga sengaja kebawa ke dojang aja. Paling yang lucu kebetulan ada temen bikin kita bengong karena sabuk kita udah masuk tinggi tapi kita yang luar biasa kocak. Ingat, semakin kocak komedinya, semakin syedih nendangnya wakakakaka. Latihan Taekwondo buat dewasa ini kadang banyak unsur fulfillmentnya, dibanding anak bocah yang ya kadang belom tau mau ngapain. Kadang, terlalu fokus sama fulfillment akhirnya gak dapet apa-apa.
Taekwondo dan 'recreation' adalah sepasang kombo unik. Terutama rekreasi, lho ini kan bela diri dan ada kompetisinya. Yak tul, tidak salah tapi ingat itu di grup usia mana. Rekreasi yang gua maksud lebih ke it may helps you a lot with your fitness level. Melalui latian Taekwondo, lo bisa dapet view baru, bukan yang gitu-gitu aja dari badan lo.
***
The Sabuk Ijo Story :)
Eniwei lama-lama gua seperti menggambarkan sebuah user experience ya dari sebuah bela diri. Kali ini gua mau bikin catatan untuk sabuk ijo. Pada Taekwondo, saat ini di dojang gua belt grading-nya adalah dari kuning jadi kuning-ijo terus ijo. Saat menerima sabuk ijo, gua pribadi bangga banget. Karena keinget dulu harus berhenti latihan pas sabuk kuning-ijo. Namun, saat bersamaan ini petualangan sesungguhnya, karena gua cuma tau experience di sabuk kuning-ijo. Barely speaking,
THIS IS FUN
wakakaka!
Pertama banget, soal disiplin. Gua sekarang mau gak mau ngakalin gimana selama tiga hari latihan terus pake dobok. Baru tau pas sabuk ijo ini adalah transisi dari sosok yang oke berlatih Taekwondo jadi sosok yang beneran udah menekuni. Sehingga aspek disiplin juga diperhatikan. Kalo gua pribadi sih ga terlalu pusing, karena buat gua idup gua sekalipun berantakan tetep aje disiplin :p. Bisa jadi, pegimanapun antara sabuk putih ke ijo ada beda sekian sabuk dan cuma selisih satu sabuk ke sabuk biru nyang mana sabuk biru itu lagi hawt-hawtnya udah mulai mateng. Gua kadang agak kurang paham kenapa mesti demikian terdapat perkembangan kepribadian untuk seorang penekun bela diri yak, tapi ya mungkin karena ada 'arts' dari 'martial arts' sehingga ya kalo lo gitu-gitu aje berarti lo ga berlatih secara utuh.
Kedua, secara latihan. Menurut pengalaman sabeum, udah beberapa pemegang sabuk ijo ilang tengah jalan dan sekarang menyisakan gua dan Resza. Kalo ngomongin dewasa, ada satu dan lain hal bikin latihan kita berhenti karena prioritas kerjaan. Itu pasti, sebuah konstanta yang gak bakal bisa berubah. Namun, sisi lain, prioritas itu ngaturnya pake strategi - makanya gua memastikan kerjaan kelar sebelum latihan - atau minimal gua tau udah berhenti dulu karena suntuk. Kebetulan, suntuknya kerjaan itu bisa kebawa pas latihan makanya dibanding kelas anak-anak atau atlet yang masih luas rentang eksplorasi kelas dewasa could be a boredom. Akhirnya gua sendiri suka ngelawak, demi jaga mood latihan. Secara umum, latihan apapun itu ga ada yang wow it's fun, semua monoton dan repetitif - the matters adalah apakah lo bisa memberi gambaran yang jauh lebih menarik? Nah lho.. wakakaka, apalagi kalo lo bukan tipe crowd cheer.
Ketiga, teknik tendangan. SUMPE SABUK IJO ITU TENDANGANNYA SERU. Dwi hurigi misalnya? Yes, tendangan di sabuk ijo adalah kombinasi dari tendangan dasar di sabuk putih hingga kuning-ijo. Gua amaze sendiri ketika ngelakuin beberapa tendangan dalam satu tarikan nafas. Cuma ga bisa bohong bahwa sabuk yang semakin tinggi, konsekuensinya ya latian-latian supporting juga perlu dijalanin. Skipping, push ups, pull ups, renang kalo bisa. Karena napas dan kekuatan itu bagian terintegrasi dari setiap tendangan. *lalu mulai colek-colek pengen deadlift*.
***
PERLENGKAPAAAAANN LATIAAANNNNN
Dulu setaun lalu tepatnya, sabeum pernah menginfokan pada sabuk ijo akan ada combative Taekwondo - jadi sebenernye sih Kyorugi tapi ini masih half-scenario, ini diluar materi three steps sparring. Cuma pas gua liat sabuk ijo udah mulai bermunculan program ini belom berjalan, entah karena sabuk ijonya dikit dan sepertinya tyda apple to apple secara postur badan lalu latiannya juga kadang latian kadang nggak. Nah lho. Gua tidak berpikir bahwa program itu akan dijalankan saat masuk sabuk ijo.
eh kaga taunya dijalanin
*ngakak dalem ati*
Jadilah kami beli body protector mandiri, eh kok nggak disiapin sama dojang? Wkwkwk, monmaap kami dewasa dan sedang pandemi, akan lebih wise punya masing-masing ohohoho. Nah gua sendiri ga cuma beli body protector, gua beli groin protector, ankle support karena mulai ngadi-ngadi yadi yadi ini tendangan dan perlahan tiap malem gua jadi sobat kompres. Dikompres meleee.
Udah, buat gua pribadi udah dibisikin sama sabeum buat beli kerah item tapi yang Adidas. WAGILE DUIT SIAPA, ehem aku jadi ingin korupsi...EHH.. Gua memang punya tiga stel dobok kerah item tapi yang gua comot ya celananya hahahaha! Doboknya, simpen shay. Nah gua kemaren sempet ke Kokas dan nemu dobok yang dimaksud - ada rencana either import beli di luar negeri atau beli langsung di Indonesia via storenya. Jangan ditanya sik, monmaap saya juga punya pakaian olahraga serupa, beda coy enaknya. Enak ngets. Memang harga tidak bisa bohong tapi dompet juga jujur *ngakak*. Yah terlepas dari itu, ide sabeum bisikin beli dobok kerah item, semoga aja persiapan pas sabuk biru kan udah boleh pake dobok kerah item biar katanya senior dan dipercaya buat ngelatih. Kali ajee benerr.. kalo salah ya monmaap. Cuma sesungguhnya, lumayan kalo udah punya kerah item dari sekarang jadi sisa buat nabung ujian ke sabuk item.
laham bund.
Ya ga laham sih, soalnya kalo udah biasa sertifikasi ujiannya udah on budget banget tuh.
Nah selanjutnya berhubung gua akan secara konsisten nyungsep buat belajar tendangan baru. Akhirnya, hasil ngobrol sama sabeum disaranin punya sepokat Taekwondo. Ada sabeum dan juga ada dr. Ervan yang biasa pake sepatu kalo latian. Kalo masdok satu ini tidak heran ya pasti sudah ada itungan medisnya, daripada dia cantengan sementara day to daynya dia lari-lari di UGD mending dia save the sikil for the best. Seperti biasa peralatan olahraga tentu tyda murah, ada sih yang budget tapi kayaknya ga mungkin kalau lo akan cukup menekuni pasti lo akan beli yang sekalian aja shay rada bikin menjerit kantong.
Yodah udah planning budget nih.. kayaknya bakal ngirit.
Eh kaga taunya, gua nemu sepatu yang murmer ceria buatan dalam negeri dan bisa langsung order sampe same day. Cuma kalo ga salah kata masdok (Ervan) sepatu ini cenderung licin jadi kudu ati-ati. Ehem wadow.. yah ada harga ada rupa ada juga derita..derita ngirit demi perlengkapan olahraga yang proper dan safety. Tibalah sepokat itu setelah malemnya gua order, sorenya sampe di rokum. Besok paginya gua coba buat poomsae, not bad, secara gua latian di rokum itu paving block semua isinya. Pake sepokat jadi gua bisa lebih fokus tanpa harus mikir kaki lecet-lecet kuproy. Cuma bener urusan gripnya kurang ngegrip (gua mikir kenapa gripnya sama sepatu Gulat gua beda yak?).
Gua pas nyoba nendang cuma beda dikit sensasinya ini agak berat sekian gram lah. Cuma overall ga ganggu manuver nendang.
Oya, ga sampe di situ secara di dojang gua liat ada padding yang andalan banget dan sering jadi rebutan. Akhirnya gua memutuskan beli padding itu juga, hahaha mungkin kl udah ada rejeki nambah dikit gua nambah dua. Wakakaka! Padding ini enak banget, buat telinga-teling akustik macem gua yang suka denger bunyi blepakkkk abis nendang.
Terus gua mikir, oya memang sih buat taun depan kalo lancar gua udah masuk stage sabuk biru sampe merah nyaris dikit lagi item. Jadi kalau bisa budgeting udah diatur dan berbagai equipmentnya udah siap biar gak ngos-ngosan mesti beli ini beli itu, biar tinggal jalan.
tapi gua masih mikir kenapa dibisikin beli dobok kerah item, by now..
soalnya eke pikir lah masih lama ini hahay!
dobok kerah item akhirnya gua simpen di plastik terus gua cuci dua minggu sekali biar lemes ga kaku dan udah lebih enak dipake.
***
The Fulfillment :)
Sabeum Evan mengumumkan Open Tournament di grup latihan. Seperti biasa grup hening dulu, sampai satu per satu Billy ikut, disusul Candra, disusul Ervan dan terakhir ada mamalia lucu menggemaskan ikutan (iya gua.. pake nanya lagi). Gua sampe lupa confirm ke sabeum bahwa gua beneran ikut. Open Tournament ini ada dua kategori tanding : jurus alias poomsae dan speed kick. Gua milih poomsae karena pengalaman beberapa bulan lalu gua liat poomsae yang diajarin sabeum ke sabuk-sabuk atas kok bagus-bagus.
Gua awalnya agak drop karena sibuk kerjaan dan latihan bareng Candra dan Ervan. Ya miripnya, bertiga pernah latihan Taekwondo jaman baheula. Paling deket Candra sih, dia udah sampe seleknas - secara tendangan dia paling bagus. Sementara gua, kadang gua ga tau kelebihan gua apa selain kelebihan berat badan wakakkaa. Cuma gua didorong rasa penasaran, karena buat gua nih poomsae kok bener-bener unsur seni dan perfeksionismenya perlu digocek sama gua yang terorganisir (gua sih terorganisir aja, rapi mah kaga).
Terus gua gak ngeh bahwa namanya latihan begini, buat tanding, adalah risiko pegel dan jalan ala pinguin. Jadilah selama latihan, pulang, istirahat, bangun pagi gua nyanyi lagu Crawling - Linkin Park wakakakkaa! Secara gua udah capek, pulang, doa malem, silensium, terus tidur, cuma gua kompres aja yang pegel besok paginya gua meringis :
CRAAAAAWWWWLLLLIIIINGGG IIIINNNN MYSSSKIIIINNNNNNNNN
yah begitulah kalo anak hip metal tapi jiwa dangdut pantura
This is a new height of pain. Cuma rasa sakitnya itu kebayar sama penasaran sama taegeuk materi lomba. Bener-bener kalo body awareness lo sejelek copywriting hoax, siap-siap aja latian intensip. Bagian menariknya selama latian adalah kihap gua kenceng wakakaka. Seolah besok masih ada air jahe, padahal.. kaga ada. Celetukan satir antar kita : udeh disiksa, bayar iuran, dateng mulu, dikasih sabuk lagi ck ck ck, ada yang salah kayaknya ama kita (terus ngakak).
Tibalah masa-masa penuh revisi (CEM MO NAIKIN CAMPAIGN AJA BAPAKK MONMAAP), ini kurang, itu kurang, otak kurang (oh itu udah fakta ya, ya udah okeyh), duit kurang (cih kismin), kasih sayang kurang (tolong..tolong..tolong..). Gua sampe bingung anjir ini poomsae apa mau mencari Kitab Suci? Sempurna paripurna sekali wakwaw. Belom lagi ditambah insiden karena akhir pekan gua kecapekan pas H-1 tanding udah mulai radang tembolok (tenggorokan bgsd, tembolok lo kira burung). Sampai saat tanding, kita masih revisi karena anjir ada aja yang kurang.
Bedanya sama pas ujian apa? Pas ujian gua masih lebih pede entah kenapa. Kalaupun ga sebagus dede-dede di pusat, ya udahlah ya sadar diri udah om om kok halu. Kaya netizen aja, halu sama delu. Wakaka! Ini entah kenapa gua sangat cemas dan edan sekali cemasnya. Tiga kali rekaman, yg bener pas yang pertama, yang kedua ritme gua udah ga bagus apalagi ketiga. Dasar one shot learner.. hahahha. Akhirnya pas keempat, agak stabil, agak yaa..
Itu cerita dari sisi peserta. Hal yang tetiba gua sadar, pelatih sendiri belakangan hepi banget. Gua kira, oh kerjaan. Ya sape juga kaga hepi, kaya gua misalnya lagi agak mujur di kerjaan. Mood gua bagus, tapi kalo kerjaan idle ya udahlah, tapi ada hari gua kuchiwa, gua jaga jangan sampe kebawa di latihan. Belakangan sabeum gua sejak latihan buat pertandingan, in within two weeks (dimana kita udah mulai dapet flow buat Taegeuknya) belio suka ngide dan isengnya mirip gua. Hahahha! Jarang-jarang, selama ini kayaknya lagi sibuk aja doi.
Terus beberapa hari jelang tanding jadi suka pulang malem akhirnya ngobrol banyak sama sabeum. Sampe tadi malem karena harus mindahin file dari handphone ke USB drive karena hari ini mesti diuplod. Gua cerita mulai dari highlight Desember, Natalan, sebenernya banyak hal yang bisa gua bilang gak gua ceritain. I mean like, we practice here and let's keep it that way. Along the way, maybe chemistry build up kaya semisal gua juga latihan gulat sehingga terungkap kenapa secara fisik kayak udah punya set up. Sampe kemudian ngobrolin Taekwondo, soal some glitches I experienced. Well, I thought it lil' bit forward.
Ga sengaja gua menangkap ekspresi kebahagiaan yang belom pernah gua liat sebelomnya. Ekspresi ini gabungan kalau dalam konteks psikologi ada : joy, happiness, contentment, fulfillment. Terutama pas foto, gua baru sekali ngeliat sabeum segitu lepas ekspresinya, like he receives endless prize, sementara kita : heeee menang aje belom tentu wakakkaka. Let's say, sabeum ga bisa menyembunyikan kebahagiaan kalau ada yang ikut partisipasi dan bukan tanpa taruhan karena kesibukan kerja masing-masing plus wajib latihan. Kebayang pening kepala udah lepas laptop, terus latihan.
Cuma mungkin gua sendiri ga merasakan jiper yang gimana-gimana banget. Karena ada drive-nya.
what's your drive once you decide to dedicate yourself to one activity?
oh iya, gak lupa, satu momen unik sepertinya doa gua terkabul, malam itu terdapat kehadiran sesosok yang semboyannya Ad Maiorem Del Gloriam - beliau hadir buat nemenin gua khusus, tapi kasih cue-nya aja epik. Baru ngeh pas udahan rekaman.
pertama ngeliat sabeum mukenye sumringah selama setaun latian
(oh iya kok tangan gua segede paha temen-temen gua ya? seberapa gede kah gua kalau begitar?)
***
BELUM HABIS NJAREMKU SUDAH HARUS SIAGA LAGIII!
(SEBUAH ENTRI SOAL EFEK LATIAN INTENSIF SAMA RANGE OF MOVEMENT)
Oke, gua baru aja selesai tanding pekan lalu. Kaga nanggung, langsung cus kejurnas. Menang belom tentu, njarem sudah pasti wakakakkakaka. Namun gua entah kenapa seneng liat pelatih gua seneng. Seusai rekaman, ngobrol bareng dan cukup mendalam. Lalu tadi udah nyebutin lagi bahwa akan ada kompetisi serupa tapi tingkat internasional dan gua salah satu yang udah dicolek (terus gua colek lagi yang lain, hahahaa colek teruss!).
kaya Om Tyo, udah punya portofolio - sukur kalo menang jadi pemenang kejurnas, kalo ngga ya portofolio udah kesebut udah pernah ikut kejurnas.
Ya, nyali gua segede itu - gua sendiri ga mikir menang atau kalah. Sulit udah pasti sulit, sebagai umat beragama yang nyari sederhana, jadi yang terbaik itu hal menakutkan buat gua.. karena lo akan God mode. Lo akan dipacu buat beyond human limit. Jujur, sisi lain gua masih penasaran sama poomsae di Taekwondo yang akhirnya mendorong gua : AYO COY GAS!
Secara menakjubkan karena gua karantina latihan - jadi yang dilatih ya itu-itu aja materi poomsae dan intensip. Hal mengejutkan diluar kendali gua adalah : range of movement gua nambah. Gua ngerasa pegel-pegel setelah latihan, pegelnya berlangsung sampe tiga hari. Gua udah minum jamu, istirahat, gak oke juga akhirnya serahkanlah ke Becomzet dan pulih! Abis titu gua mulai stretching lagi dan menemukan : setting badan gua udah baru lagi.
Sesungguhnya setiap lo latian badan lo akan terus berkembang. Nah pegimana gua yang latian intensip kemaren hampir 2 bulan. Nyeri yang muncul adalah pertanda sudah dibutuhkan ruang dan rentang gerak baru. Tadi siang gua sempetin buat latian peregangan dan split. Malemnya gua nendang-nendang dan tendangan gua kece.
Yah begitar jreng soal latihan kali ini.
***
Pasca Tanding
Selesai pertandingan poomsae, hidup gua kembali ke ritme normal. Pagi kerja, malem latihan, wiken jadi anjing laut ras Weddell yang lucu menggemaskan tapi berat. Cuma abis tanding gua gak nyangka beneran butuh banyak nutrisi, padahal latihan gua kayaknya ga seberat yang speedkick - jujur poomsae itu latiannya khusus poomsae. Jadi pengalaman kemaren latian gua muter-muter ap chagi sama yeop chagi, mampus bosen bosen dah lo. Namun, namanya juga intensip selama satu setengah bulan sejak nerima sabuk ijo.
duer ada lho efeknya.
Gua syok banget pas tau hip gua dan bagian kaki berubah set up, tepatnya berkembanglah si kaki ini karena latihan taegeuk. Tiga hari gua minum jamu kaga pulih-pulih, akhirnya gua stretching, kompres es dan pijet pake massage gun sambil nyemil multivitamin.
sembuh.
Mingdepnya gua menyadari sesuatu : WOH INI YAK SENDI SAMA OTOT KAKI GUA NGEMBANG LAGI
ahey!
Gua jadi seneng ikut kompetisi poomsae karena latihan lo akan sangat segmented dan menghasilkan badan yang lebih siyap lagi kondisinya buat latihan normal. Setelah tanding poomsae, tendangan gua jadi lebih optimal.
***
#teamEdvan
Menutup entri bagian ketiga ini (beneran) gua mau mengumumkan bahwa penulis blog ini jadi bronze medalist kategori poomsae putra pemula over 17 tahun. Cheers and beers everyone!
Namun secara unik ini semua kejutan buat kita sebagai dojang yang konsepnya adult gathering. Isinya dewasa melepas lelah lewat olahraga. Kesempatan itu awalnya diumumkan oleh Sabeum Evan untuk tanding, pas diliat rupanya kejurnas - gua pribadi ga terlalu mikir banyak terus ikut. Asumsi gua, gua akan bertanding melawan orang-orang yang lebih muda dan lebih fit.
bahkan kantongku aja baru fit, eh pas awal bulan.. tengah sampe akhir, jangan tanya, hiks!
Tentunya kategori poomsae ini adalah urusan estetik. Yaudahlah ya, lumayan buat seru-seruan. Jadilah gua dan beberapa temen berpartisipasi dalam pertandingan ini. Sekitar ada kali ya hampir dua bulan kita dikarantina khusus tanding yang bikin gua kangen nendang-nendang selain ap chagi dan yeop chagi. Dua bulan cuma nendang dua itu doang, acuuuu setressszzzz wakakakka - ya terutama gua karena udah kenal banyak tendangan.
Gua deg-deg serr, jangan ditanya, bukan masalah takut kalah, takut gak bisa keep up aja - secara gua pekerja kantoran, kerjaan udah sibuk dan lalala yeyeye. Satu fuel gua dalam kompetisi ini adalah keingintahuan, gua pengen memahami apa sih rasanya jadi Taekwondoin atau atlet yang harus latian mulu terus tragisnya di Indonesia banyak kejadian epik pada atlet yang mengabdi pada bangsa. Gua gak tau sih ya, kerjaannya pemerintah apa aja selain bakar duit di media, bahkan olahraga aja terbaru.. dianggep sebelah mata.
Gua ngerasain banget nih namanya latian tiga kali seminggu, bahkan jelang tanding jadi dua jam setiap hari (yang awalnya dua jam di hari Minggu doang), tidur, melek, ngantor, latian, ngerumpi di chat sambil jam makan siang. Pastinya gua ngerasain banget dari nowhere to go jadi I want something just like this.
(kok kaya lagu..)
Selesai pertandingan, kita latian lagi, cekakakan pas latian. Sampai tiba hari release pertandingan virtual. Secara mengejutkan gua dan temen-temen menyabet medali perunggu di kejurnas. Mati ga sih lo, ga menang issokey, tapi kalo dicari tau nih orang siapa aja sih, one day - siap-siap terkedjoet dengan profil kami. Temen-temen langsung eforia banget di WA Group latihan, mereka jadi punya semangat buat latihan karena who knows nobody knows next pertandingan mereka bisa ikutan juga.
Gua pribadi seneng banget bisa ngasih lebih sama diri sendiri. Awalnya gua cuma mau ngasih sabuk aje lo, konsisten sampe sabuk item. Cuma mungkin Tuhan berkehendak lain, medali lah diberi. Namun, dari semua itu yang pastinya bangga banget adalah pelatih. Sabeum Evan, the one and the only. Gua jadi agak memahami sumringah doi sejak rekaman poomsae. Soalnya seolah sabeum yakin banget kita menang.
Gua pribadi cuma mikir : ya kale.
(tapi abis mikir doa Rosario sama novena Tiga Salam Maria lebih kencang dari frekuensi nenggak anggur merah saban wiken).
“Untung om Tyo bahunya lebar,
jangan sedih bund, saat ini gua masih pemegang titel Taekwondoin dengan bahu terlebar #enakdiserang wakakkaka tapi abis itu gua takedown ya, wakakka!
“..jadi selain beban sabuk, ada beban medali sekarang,”
HAKJLEB
nel uga.
Beban pertama gua adalah beban berat badan, beban kedua gua adalah beban sabuk dan beban ketiga gua saat ini adalah beban medali. Uwaw. Beban sabuk aja udah meminta gua untuk berpakaian dobok full (karena gua bisa pake beberapa stel dobok dalam tiga hari latian berbeda) dan teknik tendangan juga kudu proper. Lalu sekarang, beban medali.
*brb angkat deadlift 160kg dulu
Sabeum Evan bilang : itu om kalo ada satu yg gak ap seogi, udah om udah pasti dapet emas.
Yak untungnya gua salah, kalo gua bener, siap-siap jadi buronan poomsae. Kok bisa sih Weddell Seal poomsaenya lebihin manusia (geol-geol buntut, gulig-guling bahagia). Dari feedback sabeumpun gua menyadari sebenernya badan ini bukan sebatas fluffy. Cuma kebetulan aja kalo mau agak semi-Taekwondoin tentunya badan ngana kudu ramping jo, jangan cem Range Rover, ya kalo masih mau nego jadi Lamborghini Urus ya.
Rupanya itu misterinya ya gengs. Rupanya poomsae gua cukup baik di mata pelatih sendokir.
Nah gua sendiri kebetulan pas liat Taegeuknya - jaman belom tanding gua udah bilang ke diri sendiri : OKE GUA HARUS BISA SAMPE STAGE SABUK ATAS! Maksudnya ampe item, karena nonton pidio poomsae kok keren-keren banget ya bunda. Bukan berarti Kyorugi ga keren, tapi ya buat gua ngeliat Taekwondo itu artnya di poomsae yahud banget.
Makanya pas kesempatan belajar buat tanding, kaga gua lewatin #ogahrugi. Tengah-tengah perayaan kemenangan di WAG, gua kembali ke masa-masa SMP yang dimana gua tau salah satu ‘passion’ gua adalah bela diri dan milih channel Taekwondo. Apa daya karena sekolah saya pelit nilai dan rupanya dunia jaman now warbiasa pelitnya sama duit, jadi gua mau ga mau sekolah dulu. Rupanya, tetap Taekwondo masih sangat menarik buat gua. Banyak yang mau gua cari tahu antara badan ini sama bela diri Taekwondo.
Kembali ke sabeum, sabeum Evan tentunya bangga banget ga sengaja bikin para pekerdja kocak ini jadi Taekwondoin. Ku yakin sabeumnim-pun bisa nyeletukin : cieee anak baru dapet medali kiu kiu kiu!
Tentunya beliau lebih semangat lagi dalam mengelola dojang yang awalnya cuma buat latian. Gua kemaren sempet ngobrol kalau udah sabuk item apa aja path careernya buat yang kita orang kantoran. Katanya kalo ga wasit ya pelatih, duh monmaap saya kalo wasit gampang ngantuk mending jadi pelatih aja. Selain bisa ngerjain orang, legal, dibayar (EHHH) juga bisa menerapkan beberapa ilmu olahraga yang udah dibuat, kalistenik misalnya.
Tentunya teman-teman dojang jadi luarbiasak semangat. Karena kita sama, sama-sama nyari duit, sama-sama deg-degan kalo lupa nabung buat iuran uijan. Sama-sama usia kepala dua dan kepala tiga.
Yuk mare, lining up jadi #teamEdvan
*tamat, nyambung deh ke part IV*
***
Komentar
Posting Komentar