[Book Diary] - Social Psychology (2012)
Secara acak gua memilih buku psikologi sosial sebagai konten diari membaca buku. Belakangan gua agak ngerasa gelisah liat banyak fenomena perilaku sosial pasca pandemi pecah telor. Tentu point of view paling eligible ya dari ranah psikologi sosial. Udah ah gak banyak cincong, cus.
***
Memahami Psikologi dalam Konteks Sosyiel
Salah satu motivasi gua kuliah psikologi, ehem tepatnya motivasi gua menggali ilmu adalah : biar gak banyak nanya. Setelah gua mengetahui banyak orang berilmu itu kurang oke interpersonalnya, sama banyak orang yang ilmunya ngepas juga kurang oke interpersonalnya. Pucing kan ai.. seiring dengan perkuliahan berjalan gua memahami banyak hal soal perilaku manusia tidak hanya pada lini positif demikian lini negatif. Beranjak dewasa, psikologi sosial membantu gua dalam membuat fondasi kalimat yaudahlahya..
Secara unik dari buku yang gua baca karangan Aronson dkk (2012) akhirnya memahami sesungguhnya apa sih faedah lo mempelajari psikologi sosial. Begini itungan matematis dalam kualitatifnya : interaksi manusia itu kalibrasi paling epik dan unik yang pernah gua liat dan beruntung berada pada bidang itu. You named it, komunikasi, mediasi, negasi, arbitrasi, diplomasi dan lain-lain. Manusia secara umum aja udah makhluk yang ribet, biologisnya ribet, apalagi mentalnya. Kebayang ada enam milyar manusia dengan keribetannya masing-masing ketemu dalam situasi sosial. Hasilnya bisa baik, bisa juga buruk. Gua kemudian mulai memahami salah satu pivotal point memulai belajar psikologi sosial adalah social influence.
Apa sik sosyiel influens. YHA BAIQ, kebayang lo semua udah awam sama konteks : influencer. Nah istilah populer itu kalau gua kontemplasi ke ranah psikologi sosial, influencer ini adalah agen social influence yang akan mempengaruhi variabel mental apapun pada diri lau-lau pade, tidak terkecuali gua. Psikologi sosial berawal dari temuan ilmuan psikologi : kok bisa ya manusia dalam berperilaku bisa sampai mempengaruhi, memberi pengaruh dan saling mempengaruhi. Lalu ceritapun dimulai.
Saat kuliah gua bingung sendiri, oke ini basic assumption-nya apa yak. Kalo dibanding kuliah psikologi yang lain menurut gua psikologi sosial ini jauh lebih tricky dari psikologi eksperimen yang tampak menyebalkan padahal konstanta-nya banyak, tinggal lo utak-atik doang. Gua mempertanyakan kenapa harus kita mempercayai diri (having proper efficacy) in the middle of everything in our life, itu salah satunya dari banyak hal yang nyangkut dan butuh kontemplasi lebih dalam. Demikian sekian tahun udah lulus kuliah, buku psikologi sosial memberi gua gambaran yang penuh irisan selalu membuat bertanya : lah ini bedanya apa sama ini, kenapa ini masuk dalam satu konteks social influence.
Social influence atau pengaruh sosial ini menarik karena day by day, itu pasti terjadi. Gua gak menampik bahwa.. social influence ini bisa dijadiin sebuah konsep payung dalam mempelajari psikologi sosial. Minimal lo tau dari mana berangkatnya berbagai kajian atau variabel psikologi sosial.
***
Komentar
Posting Komentar